Mental Jongos dan Pengemis Berdasi


Illustrasi
Dangkendor.blogspot.co.id - Hati siapa  yang tak terenyuh jika kita melihat seorang yang pintar berpendidikan tinggi, namun menjadi jongos bahkan pengemis.

Memang ada ya orang seperti itu? ada, bahkan banyak di indonesia.

Semua orang pasti tidak ingin menjadi jongos (pembantu/babu atau orang suruhan), karena bayangan jongos adalah orang yang dibayar namun pekerjaannya di suruh suruh sesuka hati pesuruh.

Namun itulah yang terjadi dinegeri kita saat ini, orang-orang sudah banyak mengenyam pendidikan tinggi namun hanya untuk menjadi pekerja.

pekerja itu banyak macamnya yaitu  pegawai, karyawan, meski sudah mempunyai jabatan kalau masih bekerja dengan orang lain atau bekerja untuk negara juga semuanya yang mempunyai atasan atau bos adalah jongos. 

Dan Mirisnya menjadi pegawai atau karyawan adalah suatu impian dan kebanggaan, menjadi jongos kok bangga dan di impikan.

Lebih mulia wirausaha meskipun hanya jualan keliling dia bukan Jongos. dia bekerja tanpa ada yang menyuruh melainkan usahanya sendiri.

Dan satu lagi yang lebih lebih miris jika dikaji lebih dalam adalah pengemis, namun Pengemis Berdasi.

Pengemis Jalanan mungkin tidak disukai banyak orang, karena keadaannya yang memakai pakaian yang compang camping, mengganggu aktivitas orang lain, dengan wajah memelas yang menengadahkan tangan berharap ada orang yang peduli memberikan receh rupiah.

lalu Apa bedanya mereka yang Pengemis Berdasi, pengemis berdasi disini tidak selalu orang yang memakai dasi, karena hanya makna kiasan.

Akan tetapi pengemis orang elit yang meminta minta namun tidak memakai pakaian compang camping melainkan berpakaian rapi.

mereka meminta minta dengan cara yang berbeda beda.

Contohnya adalah organisasi, Kelompok orang, Instansi atau Lembaga,Partai atau apapun mereka membuat Proposal untuk diajukan Pemerintah Agar mendapatkan Anggaran dari APBD/APBN untuk kepentingannya. meski tidak semua yang saya sebutkan tidak begitu namun kebanyakan adalah seperti itu.

Dengan mempunyai Lembaga, organisasi dan apapun itu bentuknya mereka bisa mengajukan Proposal yang dikemas secara cantik yang bisa mendapatkan keuntungan yang menggiurkan.

Mengenai Pelaporan pertanggungjawabannya juga ada di racik secantik mungkin seolah olah anggaran tersebut terpakai dengan tepat sasaran untuk kepentingan umum.

namun sayangnya Pemerintah mendukung fenomena ini yang juga menguntungkan pemerintah sendiri karena organisasi atau lembaga tersebut tidak akan mengganggu kinerja pemerintah. 

itulah adalah beberapa pelajaran yang penting buat diri saya sendiri, dan mudah-mudahan bagi pembaca juga demikian agar mengerti dan faham apa yang terjadi di dunia ini dan bagaimana sebaiknya kita menyikapinya

Dan yang lebih penting adalah bagaimana kita mendidik anak-anak, saudara atau kerabat kita agar menjadi apa yang seharusnya kita inginkan.(*) 

Penulis ; Joko Suseno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Impian Tercapai, Jangan Lupa Itu Campur Tangan Do'a Ortu.

Nggolek Jenang Luwih Gampang Tinimbang Golek Jeneng.

Dari Kantin Sederhana Ini, Dunia Digoncang